Maulid Nabi atau dalam bahasa Arab: مولد النبي, Mawlid an-Nabī, merupakan sebuah peringatan hari lahir dari Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan tahun hijriyah, dimana setiap daerah terdapat tradisi dan kearifan lokalnya tersendiri.
Acara maulid dimulai dengan syikir dan shalawat bersama yang dipimpin langsung oleh ketua majlis tahlim desa kaili, pembacaan al- qur an, hikmah maulid yang dibawakan oleh ketua persamil kecamatan suli barat lalu di akhiri dengan doa bersama.
Dalam pemaparan hikmah maulid yang disampaikan oleh ketua persamil ustad Hasan Rijal Dg Situju menyampaikan agar kita selalu mengingat nabi muhammad SAW melalui sunnah-sunnah nya.
"maulid ini menjadi wadah bagi kita agar selalu mengingat rasullah muhammad SAW melalui sunnah-sunnah nya sehingga bisa menambah ketakwaan dan kecintaan kita kepada nabi. Selalu menjadikan nabi sebagai panutan dan suri tauladan dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita" Ujarnya.
Peringatan maulid di daerah sulawesi biasanya di sebut dengan Ma' Maulu. Ma' Maulu biasanya dihiasi dengan telur rebus yang dibungkus kertas warna-warni lalu di tancapkan di batang pohon pisang menggunakan sebilah bambu. Selain telur rebus terdapat juga berbagai makanan lainnya yang sudah di siapkan yang akan di bagikan kepada para tamu undangan dan tentunya untuk dimakan bersama setelah acara maulid selesai.
Peringatan maulid kali ini berlangsung di mesjid dusun larewa dan mesjid dusun kaili. Kegiatan maulid akan di lakukan setiap hari jumat pada bulan september dimana untuk tahun ini terdapat dua mesjid yang akan melakukan peringatan maulid setiap jumatnya. Turut hadir dalam peringatan maulid di mesjid al-maghfirah ketua persamil suli barat, anggota DPRD Kab. Luwu, tokoh masyarakat, KKN IAIN palopo, kepala dusun, ketua BPD desa Kaili, majlis tahlim desa kaili dan tentunya masyarakat setempat.